UAS FEATURE


Buah Tak Jatuh Jauh Dari Pohonnya,
Kisah Keluarga Penyuka Olahraga


Foto Sugianto dan ketiga putrinya

 Tahun 70-an awal keemasan dari seorang pria kelahiran Wonodri Semarang, 3 Februari 1966. Sugianto  anak ke-5 dari sebelas bersaudara ini  berkarir sebagai atlet tinju, ia merintis sebagai atlit saat usia yang  masih muda yaitu 14 tahun masa dimana masih menempati bangku sekolahan menengah pertama atau SMP.
Sugainto yang sering disapa Kancil ini  tetap berlatih secara tekun dan giat  dirumah atau ditempat latihan Sasana Sriwijaya.  Latihan yang biasa dilakukan Kancil yaitu latihan lari sprint 100 m, lari jarak kauh 5 km, latihan tinju berapa ronde sampai 20 ronde per hari dan itu terus dilakukan berulang-ulang.
Akhirnya kancilpun mencoba kemampuan yang selama ini ia latih pada pertandingan amatir, dan memperoleh juara 3 dengan susah payah.
Walau awal  tidak didukung oleh kedua orang tua. Sugianto atau Kancil tetap nekat. “Kalau latihan saya sembunyi-sembunyi kalau sampai ketahuan mae nanti kena pukul,” ujarnya.
Sugianto memulai karir sebagai atlet ketika ia melihat ada yang  latihan tinju, ia yang memiliki kesenangan pada kekerasan kemudian ia mencoba menyalurkan kesenangannya itu pada dunia tinju.
 “Awal ketertarik itu ketika melihat ada orang  latihan tanding tinju, karna saya suka melihat orang berkelahi dan adu fisik, saya ingin mencobanya dan bergabung di Sasana  Sriwijaya,”
 “Selain itu, saya mencoba menyalurkan kesenangan akan  kegiatan adu fisik ke hal bersifat positif,” tambahnya.
Dari kesenanganya akan dunia adu fisik kini Sugianto telah banyak mendapatkan prestasi dan penghargaan dari berbagai pertandingan tinju mulai dari pertandingan amatir sampai pertandingan profesional, dalam pertandingan profesional Sugianto mendapatkan juara, alhasil ia memperoleh sabuk kemenangan serta berkesempatan menjelajahi ke berbagai wilayah Indonesia.
Dari prestasi yang  Sugianto raih, kini ia mendapatkan dukungan dari keluarganya, bahkan sang adik-adiknya kini ikut mengkutinyaterjun ke dunia olahraga.  “Adiku Lilik ikut tinju dari SMA kelas 1 sampai SMA kelas .”
“Dan kini adiku yang ke-6 menjadi guru olahraga di SD,” tambahnya.  
Prestasi olahraga Sugianto kini seperti anak tangga yang menuju ke atas, tidak hanya menjadi atlet tinju kini sugianto menjadi pelatih tinju di Sasana Suara Merdeka, ia menjadi pelatih selama enam tahun di sasana. Salain itu Sugianto banyak mengikuti kegiatan olahrga di cabang bela diri.
“Dulu selain tinju, olahraga bela diri  yang pernah diikuti yaitu karate, pencak silat ( Naga Hitam dan Merpati Putih) dulu juga pernah ikut atletik nomer lari, catur, sepak bola, renang.”
 Prestasi olahraga Sugianto tidak hanya di sekolah saja akan tetapi di dunia kerja juga. Sugianto pernah beekerja di pabrik Indofood cabang Semarang, disana ia banyak mengikuti dan memenangkan kegiatan olahraga baik pertandingan maupun perlombaan fisik maupun non fisik.
 “Di pabrik, pertandingan dan perlombaan yang pernah di ikuti dan dimenangkan yaitu tinju, sepak bola, badminton, pencak silat dan catur,” ujar Sugianto.
“Kegiatan tersebut tetap saya lakoni sampai saya kerja, beristri dan beranak satu.” tambahnya.
“Dunia tak selebar daun kelor,” ujar Sugianto ketika ditanyai mengenai awal bertemu denagn istri. Istri Sugianto merupakan teman kerja sekaligus teman latihan dalam latihan pencak silat di pabrik. Ia juga merupakan seseorang yang menyukai olahraga.
“Istriku juga ikut pencak silat dari perguruan Merpati Putih yang kami ikuti sama-sama di Indofood,” ujarnya.
 “Dan kebetulan istri juga penyuka olahraga terutama bela diri, jadi kami ini bisa dikatakan serasi dan berjodoh,” tambahnya.
 Keluarga sang istri juga menyukai olahraga akan tetapi dari keluarga cuma kakeknya, ia dan kakak laki-lakinya. Olahraga yang digemari yaitu olahraga beladiri.
 “Dari keluarga isrti sendiri ternyata juga suka terhadap olahrag spesifik  bela diri, seperti kakeknya ikut dalam bela diri tradisional, kakak laki-lakinya ikut karate dan ia sendiri ikut merpati putih,” ujar Sugianto.
Di tahun 90-an Sugianto dan sang istri dikaruniai tiga orang anak, ketiganya pun juga menyukai olahraga. Hal ini diumpamakan seperti pribahasa bahasa jawa Kacang Ora Ninggal Lanjaran yang artinya anak memiliki kemiripan bakat, sifat sama dengan orang tuanya.
“Semua anakku menyukai olahraga dan kegiatan lapangan,” ujar Sugianto.
Walau ketiga anaknya perempuan akan tetapi ketiganya memiliki semangat seperti ayahnya yang suka dengan olahraga dan kegiatan adu fisik walau tidak semuanya. Ketiga putrinya walau memiliki kemiripan dengan ayahnya namun mereka mimiliki karaketer sifat yang berbeda diibaratkan seperti air dan matahari, diluar halus dan kalem, ganas didalam. Hal ini dibuktikan ketika ditanyai mengenai karakter putrinya.
 “Ketiga putriku wajahnya saja yang kalem seperti ibunya tetapi mereka memiliki karakter seperti ayahnya., walau banyak memiliki persama namun sdikit berbeda, apalagi jika berkaitan dengan dalam olahraga, ada yang menyukai adu fisik, kekuatan dan enerjik seperti putriku yang kedua, ada yang menyukai olahraga yang bersifat santai, releks seperti putri sulungku, dan bungsuku menyukai olahrag yang santai dank keras seperti adu fisik,” Tambahnya.
“Selain itu putri sulung dan bungsuku memiliki kesamaan dalam menyukai olahraga bola, kalau si sulung itu suka basket, dan si bungsu sepak bola, yang berbeda putri keduaku ia lebih suka yang olahraga energik dan dia mayoritas menyukai keseluruhan olahraga,” sambungnya.
 “Putri sulungku suka yoga, basket. Putri keduaku menyukai olahraga silat, volley, lompat jauh, aerobic, senam lantai, renang, sedangkan bungsuku, silat, lari, badminton, jogging, sepak bola,” Ujar Sugianto ketika ditanyai olahraga apa saja yang di sukai setiap putrinya.
 Ketiga putrinya memiliki  tipe kesukaan olahraga yang berbeda satu sama lain, ada yang menyukai olahraga bola, lari, senam, badminton,dll akan tetapi ada satu  cabang olahraga yang sama-sama disukai oleh ketiganya yaitu olahraga bela diri pencak silat.
 “Ketiga putriku semuanya ikut olahraga bela diri seperti aku dan istriku” ujar sugianto. Alasan ketiga putrinya mengikuti pencak silat yaitu untuk melindungi diri dan hobi. “Istriku meminta padaku supaya ketiga putriku untuk ikut pencak silat alasanya, pertama untuk pertahanan diri karena anakku seorang wanita, kedua, penyalur hobi, ketiga untuk prestasi,”  ujar Sugianto.
Sugianto tadi mengatakan, kesukaan akan tipe-tipe olahraga putrinya berbeda namun ada kesamaan dalam kesukaan olahraga  bela diri yaitu pencak silat. Hal ini dibuktikan ketika Sugianto ditanyai mengenai hal tersebut.
“Putri sulungku ikut pencak silat Perisai Diri dari dia duduk di bangku perkuliahan sampai kerja, putri keduaku dulu sempat ikut Perisai Diri  namun sebentar kemudian ikut Merpati Putih dari SMP  kelas 1 sampai duduk di Perguruan Tinggi, selain menjadi atlet putriku ini juga menjadi aspel di perguruan tersebut, sedangkan putri bungsuku juga sama dengan kakanya yang kedua ikut Merpati Putih dari SD kelas 6 dampai SMA kelas 2,” ujar Sugianto.
“Dari ketiga putriku yang paling lama mengikuti latihan pencak silat yaitu putri kedua dan ketigaku,” sambungnya.
Ketiga putrinya banyak meraih prestasi di bidang olahraga seperti Sugianto sendiri.
 “Putri sulungku waktu di SMP dan SMA sering diikut sertakan dalam pertandingan bola volley dan bola basket, walau badannya kecil ia paling gesit di timnya, kemudian putri keduaku dari SMP mengikuti pertandingan pencak silat, dalam pertandingan pencak silat sering mendapatkan mendali dan piala, waktu di SMA putiku mengikuti perlomabaan atletik pada nomor lompat yaitu lompat jauh dan pertandingan pencak silat, waktu itu juga mendapat penghargaan mendali, ia menekuninya hanya sampai kelas dua SMA begitu kelas tiga ia fokus belajar menghadapi ujian,” ujar Sugianto.
“Kalau bungsuku mulai ikut pertandingan pencak silat waktu duduk di SMP kelas satu, sama seperti kakaknya ia juga beberapa kali mendapatkan mendali,  waktu di SMA tak jauh dari kakanya ia juga mendapatkan prestasi baik, dia beberapa kali ikut dan memenangkan  perlombaan atletik pada nomer lompat , yaitu lompat tinggi dan lari pada nomer lari jrak 800 m, dan estafet 4x400 m, 4x100 m, sedangkan pada pertandingan pencak silat ia juga beberapa kali mengikuti dan memenangkan pertandingannya,” sambungnya.
Sugianto sangat mendukung penuh kegiatan ketiga putrinya, selain dukungan dari dirinya ia juga menfasilitasi alat olahraga untuk latihan ketiga putrinya. “Selain untuk latihan ku sendiri, aku juga membelikan alat untuk ketiga puriku untuk berlatih , seperti samsak gantung, bok, matras, sepatu roda, raket badminton, bola volley, bola takrow.”
“Apalagi putri keduaku kuliah di jurusan olahraga jadi mau tidak mau harus memiliki peralatan setiap cabang olahraga,” tambahnya.

Sumber : Sugianto

HDB/042

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUASA TAK MENJADIKAN ALASAN ATLET HANDBALL DEMAK UNTUK BERMALAS-MALASAN

Tugas Sport Jurnalism